Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad
Perhatikan dengan baik beberapa
poin di bawah ini yang berkaitan dengan Allah SWT, sehingga akan tertanam cinta
kepada Allah SWT.
1.
Pengertian Allah SWT Allah SWT
adalah Tuhan yang Maha Esa, satu-satunya Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dia adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta. Nama
"Allah" berasal dari bahasa Arab yang berarti "Tuhan Yang Maha
Kuasa" dan merupakan nama khusus untuk Tuhan dalam Islam. Allah adalah Zat
yang tidak dapat disamakan dengan apapun, tidak terbatas oleh ruang, waktu,
atau dimensi apapun. Allah tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya, namun
seluruh alam semesta membutuhkan-Nya untuk terus berlanjut.
2.
Sifat-sifat Allah SWT
Allah
memiliki banyak sifat yang menggambarkan kebesaran-Nya. Beberapa sifat-Nya yang
agung antara lain:
- Al-Rahman (Maha Pengasih): Allah sangat pengasih kepada
seluruh makhluk-Nya, baik yang beriman maupun yang tidak beriman. Setiap
detik, rahmat-Nya tercurah kepada seluruh alam semesta, memberikan
kehidupan, udara, dan segala nikmat yang ada.
- Al-Rahim (Maha Penyayang): Allah memberikan kasih sayang
yang sangat besar kepada orang-orang yang beriman. Kasih sayang-Nya
memberi pengampunan bagi dosa-dosa hamba-Nya yang bertaubat.
- Al-Malik (Maha Merajai): Allah adalah Raja segala
raja, penguasa seluruh alam semesta, yang memiliki kuasa mutlak atas
segala yang ada.
- Al-Quddus (Maha Suci): Allah Maha Suci dari segala
kekurangan, tidak ada yang bisa menyamai kesucian-Nya. Dia bebas dari
segala cacat dan kekurangan.
- Al-Aziz (Maha Perkasa): Allah adalah Tuhan yang Maha
Kuat dan tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya. Segala sesuatu di alam
semesta berada dalam kekuasaan-Nya.
- Al-Hakim (Maha Bijaksana): Allah Maha Bijaksana dalam
segala keputusan-Nya. Setiap ketentuan-Nya pasti mengandung hikmah dan
kebaikan, meskipun kita tidak selalu memahaminya.
- Al-Baseer (Maha Melihat): Allah melihat segala sesuatu
yang terjadi di alam semesta ini, baik yang tampak maupun yang
tersembunyi. Tidak ada yang luput dari pandangan-Nya.
3. Keagungan
dan Kebesaran Allah
Allah adalah
Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada, dari langit, bumi, hingga
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Allah menciptakan manusia dengan bentuk
yang sempurna, memberikan akal dan hati untuk berpikir dan merasakan, serta
memberikan wahyu sebagai petunjuk hidup. Setiap ciptaan-Nya dipenuhi dengan
kesempurnaan dan ketelitian yang menakjubkan.
- Penciptaan Alam Semesta: Allah menciptakan langit dan
bumi beserta isinya dalam enam hari, sebagaimana yang tertulis dalam
Al-Qur'an. Segala yang diciptakan-Nya penuh dengan keindahan dan keajaiban
yang tak terhitung jumlahnya. Matahari, bulan, bintang, lautan, gunung,
tumbuhan, dan hewan semuanya merupakan tanda kebesaran Allah.
- Penciptaan Manusia: Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk dan memberi akal pikiran untuk mengenal-Nya. Allah berfirman dalam Surah At-Tin (95:4): "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
4. Kasih
Sayang Allah SWT
Rasa cinta
kepada Allah datang dari pemahaman bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Penyayang
dan Maha Pengampun. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
- Surah Az-Zumar (39:53): "Katakanlah: 'Wahai
hamba-hamba-Ku yang telah menganiaya dirimu sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'"
- Surah Al-Baqarah (2:286): "Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Ini
menunjukkan bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya tanpa pertolongan.
Setiap kesulitan yang kita alami adalah ujian untuk mendekatkan diri
kepada-Nya, dan Allah memberikan kemudahan setelah kesulitan.
5. Allah
adalah Tempat Bersandar
Allah adalah
satu-satunya tempat kita bersandar, memohon pertolongan, dan berharap. Semua
yang kita miliki adalah pemberian-Nya, dan Dia berkuasa untuk memberikan atau
mencabut apa yang kita miliki kapan saja. Allah mengingatkan kita untuk selalu
berserah diri kepada-Nya:
- Surah At-Tawbah (9:51): "Katakanlah: 'Tidak
akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditentukan Allah untuk kami;
Dia adalah pelindung kami. Dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman
harus bertawakal.'"
6. Cinta
kepada Allah dalam Kehidupan Sehari-hari
Cinta kepada
Allah dapat diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Cinta ini tidak hanya
terlihat dalam ibadah seperti shalat dan puasa, tetapi juga dalam tindakan
sehari-hari seperti berlaku jujur, membantu sesama, menjaga amanah, dan
mematuhi perintah-Nya.
- Menjaga Ibadah: Shalat, puasa, zakat, dan
haji adalah ibadah yang mendekatkan diri kita kepada Allah. Allah
berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:21-22): "Wahai manusia,
sembahlah Tuhan yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum
kalian agar kalian bertakwa."
- Bersyukur: Menyadari nikmat-nikmat yang
diberikan Allah dan selalu bersyukur atas karunia-Nya adalah wujud cinta
kepada Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Jika kalian
bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat Kami kepada kalian."
(Surah Ibrahim 14:7)
7. Allah
Menyukai Hamba-Nya yang Berusaha Dekat kepada-Nya
Allah sangat
mencintai hamba-Nya yang berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya, baik
melalui ibadah wajib maupun sunnah. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman:
- Hadis Qudsi: "Jika hamba-Ku
mendekat kepada-Ku sejauh satu jengkal, Aku akan mendekat kepadanya sejauh
satu hasta; jika ia mendekat sejauh satu hasta, Aku akan mendekat
kepadanya sejauh satu depa; dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku
akan datang kepadanya dengan berlari." (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Mengapa
Kita Harus Mencintai Allah?
Rasa cinta
kita kepada Allah haruslah tumbuh dari kesadaran bahwa Allah adalah
satu-satunya Tuhan yang memberi kita segala nikmat, baik yang tampak maupun
yang tersembunyi. Cinta kita kepada Allah tumbuh karena kesadaran bahwa Dialah
yang menciptakan kita, memberikan kehidupan, dan memberi petunjuk untuk hidup
yang benar. Cinta ini membawa kita untuk selalu taat kepada-Nya, berusaha untuk
menjadi lebih baik, dan berbuat baik kepada sesama, karena segala amal baik
yang kita lakukan adalah untuk mencari ridha Allah.
A. Hakikat Mencintai Allah
Cinta kepada
Allah merupakan salah satu fondasi dalam agama Islam. Mencintai Allah bukan
hanya sekadar perasaan, tetapi juga berupa pengamalan dalam kehidupan
sehari-hari dengan tunduk dan taat kepada-Nya. Cinta kepada Allah lebih dari
segala sesuatu di dunia, bahkan lebih dari cinta kepada diri sendiri, keluarga,
dan harta benda.
Dalil
Al-Qur'an:
- Surah Al-Baqarah (2:165)
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah." - Surah At-Taubah (9:24)
"Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga kalian, harta benda yang kalian peroleh, perdagangan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai lebih kalian cintai daripada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.'"
Hadis:
- Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai aku lebih dia
cintai daripada orang tuanya, anak-anaknya, dan seluruh umat
manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
B. Khauf (Takut kepada Allah)
Khauf adalah
rasa takut yang timbul karena keagungan Allah, takut akan siksa-Nya, dan takut
jika amal perbuatan kita tidak diterima oleh Allah. Rasa takut ini tidak
seharusnya menjadikan kita putus asa, tetapi mendorong kita untuk selalu
memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalil
Al-Qur'an:
- Surah Al-A'raf (7:56)
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya. Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap." - Surah Al-Mulk (67:12)
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka tanpa terlihat oleh mereka, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar."
Hadis:
- Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan menjauhkan dia
dari keburukan yang menimpanya." (HR. Tirmidzi)
C. Raja (Harapan kepada Allah)
Raja adalah
harapan yang tinggi kepada Allah, yaitu keinginan untuk memperoleh rahmat dan
ampunan-Nya. Harapan ini harus seimbang dengan rasa takut (khauf), sehingga
seseorang selalu berusaha untuk memperbaiki amal dan tidak pernah berputus asa
dari rahmat Allah.
Dalil
Al-Qur'an:
- Surah Az-Zumar (39:53)
"Katakanlah: 'Wahai hamba-hamba-Ku yang telah menganiaya diri kalian sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" - Surah At-Tawbah (9:118)
"Dan terhadap tiga orang yang tertinggal, sampai ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal luas, dan jiwa mereka pun terasa sempit, dan mereka menyangka tidak ada tempat berlindung dari Allah kecuali kepada-Nya. Kemudian Dia menerima taubat mereka agar mereka kembali (kepada-Nya). Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Hadis:
- Rasulullah SAW bersabda:
"Jika kamu meminta, maka mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon
pertolongan, maka memohonlah kepada Allah." (HR. Tirmidzi)
D. Tawakal (Berserah Diri kepada Allah)
Tawakal
adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah kita berusaha maksimal
dalam segala hal. Tawakal bukan berarti pasif, tetapi aktif dengan diiringi
doa, usaha, dan keyakinan bahwa Allah yang menentukan hasilnya.
Dalil
Al-Qur'an:
- Surah Al-Imran (3:159)
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal." - Surah At-Tawbah (9:51)
"Katakanlah: 'Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditentukan Allah untuk kami. Dia-lah pelindung kami, dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.'"
Hadis:
- Rasulullah SAW bersabda:
"Seandainya kamu benar-benar bertawakal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, niscaya Dia akan memberi rezeki kepadamu sebagaimana Dia
memberi rezeki kepada burung. Burung itu pergi dengan perut kosong pada
pagi hari dan kembali dengan perut penuh pada sore hari." (HR.
Tirmidzi)
Soal Pilihan Ganda
- Apa yang dimaksud dengan
mencintai Allah?
a) Cinta pada
diri sendiri
b) Cinta pada dunia
c) Cinta pada keluarga
d) Cinta pada Allah lebih dari segala sesuatu
e) Cinta pada kekayaan
- Ayat yang menyebutkan perintah
untuk mencintai Allah lebih dari segala sesuatu adalah...
a) Surah Al-Baqarah (2:165)
b) Surah Al-Fatihah (1:5)
c) Surah At-Taubah (9:24)
d) Surah Al-Mulk (67:12)
e) Surah Az-Zumar (39:53)
- Rasa takut kepada Allah yang
menyebabkan seseorang selalu memperbaiki diri adalah...
a) Takut kepada manusia
b) Khauf
c) Tawakal
d) Raja
e) Ragu
- Ayat yang menyebutkan Allah
menerima taubat hamba-Nya adalah...
a) Surah At-Tawbah (9:118)
b) Surah Al-A'raf (7:56)
c) Surah Az-Zumar (39:53)
d) Surah Al-Baqarah (2:152)
e) Surah Al-Imran (3:159)
- Tawakal yang sejati adalah...
a) Berserah diri tanpa usaha
b) Mengandalkan kekuatan manusia
c) Berusaha maksimal dan menyerahkan hasil kepada Allah
d) Menunggu pertolongan Allah tanpa berdoa
e) Melakukan segala sesuatu dengan mengandalkan diri sendiri
- Hadis yang menyebutkan pentingnya
tawakal kepada Allah adalah...
a) "Tawakal adalah ikhtiar yang tidak perlu
doa."
b) "Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, Dia
akan memberi rezeki seperti burung."
c) "Tawakal hanya untuk orang yang malas."
d) "Tawakal adalah sikap tidak peduli dengan hasil."
e) "Bertawakal berarti tidak berusaha."
- Apa yang harus dilakukan
setelah berusaha menurut ajaran tawakal?
a) Menunggu tanpa usaha
b) Berserah diri sepenuhnya kepada Allah
c) Menghindari doa
d) Berusaha keras tanpa doa
e) Hanya mengandalkan kekuatan pribadi
- Ayat yang menyebutkan
pentingnya mencintai Allah lebih dari keluarga adalah...
a) Surah Al-Mulk (67:12)
b) Surah Al-Baqarah (2:165)
c) Surah Az-Zumar (39:53)
d) Surah At-Taubah (9:24)
e) Surah Al-Imran (3:159)
- Apa yang dimaksud dengan raja
dalam konteks ajaran Islam?
a) Harapan yang hanya pada dunia
b) Harapan yang seimbang dengan rasa takut kepada Allah
c) Harapan yang berlebihan kepada sesama manusia
d) Harapan tanpa usaha
e) Harapan yang hanya untuk diri sendiri
- Allah menyukai orang yang...
a) Selalu berharap kepada manusia
b) Bertawakal kepada-Nya setelah berusaha
c) Menghindari doa
d) Menyerah dalam menghadapi masalah
e) Tidak memiliki rasa takut kepada-Nya
Soal Essay
- Jelaskan hakikat mencintai
Allah menurut ajaran Islam dan sebutkan dalil yang mendasarinya!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
- Apa yang dimaksud dengan khauf
dalam ajaran Islam dan bagaimana hubungannya dengan kehidupan seorang
Muslim?
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
- Jelaskan apa yang dimaksud
dengan tawakal dan berikan contoh penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari!
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
- Bagaimana cara menyeimbangkan
antara rasa takut (khauf) dan harapan (raja) dalam hidup seorang Muslim?
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
- Berdasarkan ayat dan hadis yang
telah dijelaskan, mengapa seseorang harus selalu bertawakal kepada Allah
dalam setiap usaha yang dilakukan?
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Guru Mapel
Bambang Susilo,SS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar